Universitas Pakuan Latih Warga Bojong Olah Lele Jadi Sarden Kaleng Bernilai Ekonomi
"Unpak terus bergerak aktif menguatkan masyarakat lewat inovasi sederhana namun berdampak besar."
"Unpak terus bergerak aktif menguatkan masyarakat lewat inovasi sederhana namun berdampak besar."
UNPAK — Universitas Pakuan (Unpak) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) berbasis teknologi tepat guna. Kali ini, Tim PKM dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menggelar pelatihan dan sosialisasi alih teknologi pembuatan lele kaleng (sarden lele) sebagai bentuk diversifikasi hasil budidaya perikanan di Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.
Kegiatan yang berlangsung pada pertengahan Juni ini dipimpin oleh Usep Suhendar, M.Si selaku Ketua Tim PKM. Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk konkret kontribusi perguruan tinggi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama dalam pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan peningkatan ekonomi desa.
UNPAK — Universitas Pakuan (Unpak) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) berbasis teknologi tepat guna. Kali ini, Tim PKM dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menggelar pelatihan dan sosialisasi alih teknologi pembuatan lele kaleng (sarden lele) sebagai bentuk diversifikasi hasil budidaya perikanan di Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.
Kegiatan yang berlangsung pada pertengahan Juni ini dipimpin oleh Usep Suhendar, M.Si selaku Ketua Tim PKM. Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk konkret kontribusi perguruan tinggi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama dalam pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan peningkatan ekonomi desa.
“Inovasi pengolahan ikan lele menjadi produk kaleng merupakan solusi dari tantangan nilai jual rendah pada hasil budidaya. Dengan pelatihan ini, kami berharap masyarakat, khususnya kelompok nonproduktif seperti majelis taklim, dapat memiliki keterampilan baru yang bernilai ekonomi,” ujar Usep Suhendar.
Pelatihan ini diikuti oleh 10 peserta dari RW 02, yang terdiri dari ibu-ibu majelis taklim dan warga sekitar. Para peserta dibimbing langsung oleh dua narasumber yang ahli di bidang teknologi pangan dan budidaya ikan sistem bioflok. Materi pelatihan meliputi teknik sterilisasi, formulasi bumbu, proses pengalengan sederhana, hingga pemasaran produk secara mandiri.
“Inovasi pengolahan ikan lele menjadi produk kaleng merupakan solusi dari tantangan nilai jual rendah pada hasil budidaya. Dengan pelatihan ini, kami berharap masyarakat, khususnya kelompok nonproduktif seperti majelis taklim, dapat memiliki keterampilan baru yang bernilai ekonomi,” ujar Usep Suhendar.
Pelatihan ini diikuti oleh 10 peserta dari RW 02, yang terdiri dari ibu-ibu majelis taklim dan warga sekitar. Para peserta dibimbing langsung oleh dua narasumber yang ahli di bidang teknologi pangan dan budidaya ikan sistem bioflok. Materi pelatihan meliputi teknik sterilisasi, formulasi bumbu, proses pengalengan sederhana, hingga pemasaran produk secara mandiri.
Bapak Urip, selaku Ketua RW 02 sekaligus perwakilan pemerintah desa, menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan dukungan penuh terhadap program pemberdayaan dari Universitas Pakuan.
“Program ini sangat bermanfaat, karena masyarakat kami selama ini hanya menjual lele dalam bentuk segar. Dengan adanya pelatihan ini, mereka jadi tahu bagaimana mengolah dan mengemas lele menjadi produk bernilai jual tinggi. Kami berharap pelatihan semacam ini bisa rutin diadakan,” katanya
Bapak Urip, selaku Ketua RW 02 sekaligus perwakilan pemerintah desa, menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan dukungan penuh terhadap program pemberdayaan dari Universitas Pakuan.
“Program ini sangat bermanfaat, karena masyarakat kami selama ini hanya menjual lele dalam bentuk segar. Dengan adanya pelatihan ini, mereka jadi tahu bagaimana mengolah dan mengemas lele menjadi produk bernilai jual tinggi. Kami berharap pelatihan semacam ini bisa rutin diadakan,” katanya