iden

COVID-19

Darurat Corona Virus Disease

Sejarawan Paparkan Miripnya Pandemi Covid-19 dengan Flu Spanyol 1918

Sejumlah perempuan yang bekerja di kantor mengenakan masker bedah untuk mencegah penyebaran virus flu.(Getty Images/BBC Indonesia)

KOMPAS.com Tri Wahyuning menyebut, kondisi pandemi Covid-19 saat ini mirip dengan kondisi saat terjadi wabah flu spanyol pada 1918.

Kedua bencana kesehatan tersebut sama-sama menjangkiti banyak negara, termasuk Indonesiayang saat itu masih bernama Hindia Belanda.

Layaknya pemerintah RI saat ini, pemerintah kolonial Belanda juga berupaya menyosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat.

"Petugas pemerintah kolonial rutin berkeliling menggunakan mobil untuk menyosialisasikan bahwa penyakit itu mematikan, lebih baik di rumah saja, memakai masker dan menjaga kebersihan," kata Tri dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang disiarkan melalui akun Youtube BNPB, Sabtu (1/8/2020).

Menurut dia, saat itu peran media massa sepeti koran masih sangat terbatas dan belum bisa menjangkau seluruh rakyat.

Akhirnya pemerintah kolonial menggunakan cara-cara sosialisasi secara langsung agar masyarakat tidak menganggap remeh dan tetap waspada terhadap flu spanyol yang sedang mewabah.

Namun, pada saat itu juga terdapat perbedaan pandangan antara pemerintah kolonial dengan sebagian masyarakat dalam menanggapi flu spanyol.

"Masyarakat memandang penyakit tersebut bersumber dari alam seperti debu, angin dan lain-lain. Sementara pemerintah kolonial melihat sumber penularan berasal dari luar, yaitu orang-orang pendatang yang menjadi pembawa virus," ujarnya.

Tri juga mengatakan, pada masa awal flu spanyol terjadi, hampir tidak ada negara yang siap mengantisipasi. Ketidaksiapan itu terlihat dari penanganan yang lambat.

Saat wabah penyakit itu mulai terjadi dan beberapa orang mulai memperlihatkan gejala-gejala, para petinggi sejumlah negara justru abai dengan fenomena tersebut.

Begitu pula dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Menurut dia, saat itu sudah ada laporan dari daerah melalui telegram yang menyatakan sudah banyak korban, misalnya di Bali dan Banyuwangi,

Namun, laporan itu tertahan di lembaga yang secara administratif setara dengan sekretariat negara selama berbulan-bulan.

"Karena tidak mendapat tanggapan, pemerintah kolonial di daerah akhirnya menjadi panik dan menyerahkan kepada masyarakat agar bertindak sendiri," ujarnya.

Masyarakat akhirnya lebih mengedepankan upaya pengobatan tradisional. Misalnya bahan-bahan alami seperti jamu-jamuan.

Sumber: https://nasional.kompas.com

Share Media :

Footer
Hubungi Kami :

Alamat

Jl. Pakuan, Tegallega. Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Jawa Barat 16143

Telepon

Layanan hotline telp dan fax Universitas Pakuan :
+62 251 8312 206
+62 251 8356 927 (Fax)

Email

Saran dan kritik silahkan kirim email :
rektorat@unpak.ac.id

Lokasi

Klik link di bawah lokasi kampus Universitas Pakuan