DIKTI | Sinta DIKTI | LLDikti Wilayah IV | Beasiswa PPA Ditjen Belmawa | Badan Akreditasi Nasional - PT
Hubungi Kami
Alamat
Telepon
+62 251 8356 927 (Fax)
Foto: iStock
JAKARTA – Sebagian orang yang terinfeksi virus Corona COVID-19 bisa memiliki gejala penyakit yang minim atau bahkan tidak bergejala sama sekali (orang tanpa gejala/OTG). Hal ini yang disebut-sebut membuat sulit pengendalian wabah karena orang-orang seringkali tidak sadar dirinya positif lalu kemudian menginfeksi orang lain.
Sebenarnya apa sih yang menentukan kenapa ada orang yang minim gejala, sementara lainnya sesak napas, kehilangan fungsi indra, bahkan sampai meninggal dunia?
Menurut studi ada beberapa faktor yang bisa jadi penentu. Setidaknya ada 4 studi yang berusaha menjelaskan fenomena ini. Berikut penjelasannya:
Sejak awal kemunculan wabah Corona, dugaan pertama para ahli kenapa ada OTG adalah karena mereka memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh yang bagus. Ini dilihat dari statistik yang menunjukkan rata-rata pasien dengan gejala parah berusia tua dan atau memiliki kondisi penyakit penyerta.
Studi yang dipublikasi di jurnal Cell memperkuat dugaan tersebut. Temuan dari tim peneliti Karolinska Institutet, Swedia, menemukan rata-rata orang yang minim gejala memiliki sistem imun bernama sel T yang bereaksi cepat terhadap infeksi virus.
Beberapa studi menemukan ada populasi orang-orang di dunia yang sudah memiliki imunitas terhadap COVID-19 bahkan sebelum pandemi. Hal ini diduga karena mereka pernah terinfeksi oleh virus lain yang kemudian memicu respons sitem imun tersebut.
Sebagai contoh, peneliti di Singapura menemukan orang-orang mantan pasien SARS memiliki sel T yang juga bereaksi terhadap COVID-19.
Studi awal menemukan bukti-bukti kemungkinan peran faktor genetik terhadap keparahan infeksi COVID-19. Studi yang dipublikasi di jurnal JAMA meneliti mengapa ada orang dewasa muda tanpa penyakit penyerta yang akhirnya mengalami gejala parah.
Kemungkinan lainnya yang juga bisa menjelaskan kenapa bisa ada OTG adalah tingkat atau jumlah virus yang menginfeksi. Bisa jadi saat seseorang terinfeksi, jumlah virus yang masuk ke tubuhnya tidak banyak sehingga gejala yang ditimbulkan juga jadi minim.
Sumber: https://health.detik.com
DIKTI | Sinta DIKTI | LLDikti Wilayah IV | Beasiswa PPA Ditjen Belmawa | Badan Akreditasi Nasional - PT