JAKARTA – Seiring berjalannya program vaksinasi COVID-19 di berbagai penjuru dunia, beberapa kali muncul kabar ada orang meninggal setelah divaksinasi. Sebagai contoh kematian lansia penerima vaksin COVID-19 Pfizer-BionTech di Norwegia dan belakangan seorang dokter di Palembang penerima vaksin COVID-19 Sinovac.
Kasus-kasus ini mendapat perhatian karena dinilai masyarakat mencerminkan tingkat keamanan vaksin. Bahkan ada netizen yang berpendapat bahwa mereka meninggal karena disuntik vaksin Corona.
Bagaimana faktanya?
Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS), yang bertugas sebagai konsultan independen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebut kejadian di Norwegia tidak terkait dengan pemberian vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech yang disebut BNT162b2.
Investigasi oleh ahli internasional menemukan lansia yang meninggal memang sudah memiliki kondisi "kerentanan".
"Laporan saat ini tidak menunjukkan peningkatan fatalitas pada lansia atau karakterisitik efek samping apapun setelah penyuntikkan BNT162b2. Laporan sesuai dengan tingkat mortalitas dan penyebab kematian yang ada pada sub-populasi lansia rentan, pemberian vaksin tidak berkontribusi terhadap kejadian fatal," tulis GACVS seperti dikutip dari situs resmi WHO, Senin (25/1/2021).
Sementara untuk kejadian dokter meninggal setelah divaksin Corona di Palembang, Kementerian Kesehatan RI menyebut itu tidak berkaitan dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Diduga sang dokter meninggal akibat sakit jantung.
"Diduga meninggal karena sakit jantung. Benar berdasarkan laporan yang bersangkutan baru saja divaksin, namun vaksin tidak ada hubungan dengan penyebab kematian. Jika akibat vaksin, pasti reaksinya lebih cepat dan matinya juga lebih cepat karena disuntikkan," jelas dokter forensik di RS Mohammad Hasan Bhayangkara Palembang, Indra Nasution, dikutip dari CNN Indonesia.