Satgas Ingatkan Masyarakat Tetap Patuhi 3M Selama PSBB Transisi
Foto: Satgas Penanganan COVID-19
JAKARTA – Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
"Tahap PSBB transisi masyarakat tetap harus berpedoman pada 3M serta ketentuan lainnya bertujuan memutus mata rantai penularan," ujar Prof Wiku seperti dikutip dari covid.go.id, Sabtu (14/11/2020).
Hal tersebut ia sampaikan dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (12/11). Lebih lanjut ia menjelaskan PSBB transisi yang diterapkan pemerintah daerah bukan berarti daerah tersebut sudah sepenuhnya terbebas dari COVID-19. Adapun PSBB transisi diterapkan karena perkembangan penanganan kearah yang baik dalam suatu daerah.
"PSBB transisi didasarkan pada perkembangan penanganan yang sudah lebih baik, tercermin dari menurunnya kasus positif, meningkatnya angka kesembuhan dan angka kematian yang dapat ditekan," katanya.
Terkait hal ini, Satgas COVID-19 daerah juga diminta mempertimbangkan pembukaan sektor utamanya yang berisiko menciptakan kerumunan.
"Oleh karena itu, tahapan prinsip pembukaan sektor berdasarkan COVID-19 ini, perlu sangat hati-hati serta terus dievaluasi keadaannya di lapangan," jelasnya.
Satgas Penanganan COVID-19 juga berharap masyarakat untuk tidak egois dengan tidak berkerumun. Pasalnya, berkerumun dapat meningkatkan risiko penularan dan kasus positif COVID-19 di masa pandemi.
Penularan kasus COVID-19 yang tinggi dalam suatu daerah juga mencerminkan masyarakat yang masih lengah dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Oleh karena itu, Prof Wiku berpesan agar masyarakat selalu #ingatpesanibu untuk selalu melakukan 3M yaitu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan dan #cucitanganpakaisabun sesuai imbauan #satgascovid19.
"Masyarakat harus menghindari kerumunan karena menyulitkan untuk menjaga jarak apalagi tidak menggunakan masker. Maka risiko penularan sangat besar," pungkasnya.(akn/ega)