JAKARTA – Perkembangan vaksin COVID-19 di dunia menjadi topik perbincangan yang hangat. Kabar terbaru dari kandidat vaksin yang dikembangkan perusahaan BioNTech-Pfizer misalnya dalam laporan disebut efektif sampai dengan 90 persen, sementara vaksin buatan Rusia "Sputnik V" diklaim efektif 92 persen.
Terkait hal tersebut, mungkin tidak semua paham sebetulnya bahan atau komponen apa saja yang ada di dalam vaksin. Ini terlihat dari beberapa survei yang melihat masih ada orang-orang yang ragu menerima vaksin.
Dikutip dari halaman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut penjelasan komponen yang umumnya ada pada vaksin:
1. Antigen
Semua vaksin mengandung komponen aktif (antigen) yang berfungsi memicu respons imun, atau bahan lainnya yang dirancang untuk membuat komponen aktif tersebut.
Antigen ini terbuat dari bagian-bagian kecil organisme penyebab penyakit, misalnya protein atau gulanya. Selain itu antigen bisa juga terbuat dari organisme penyebab penyakit yang utuh, namun dalam bentuk yang sudah dilemahkan.
2. Pengawet
Bahan pengawet dibutuhkan agar vaksin tidak mudah terkontaminasi begitu wadahnya dibuka bila akan dipakai untuk vaksinasi lebih dari satu orang. Sementara vaksin dalam wadah satu dosis pakai biasanya tidak mengandung pengawet.
Pengawet yang umum digunakan untuk vaksin adalah 2-phenoxyethanol. Senyawa ini sudah lama digunakan dalam berbagai produk bayi karena tidak terlalu beracun bagi manusia.
3. Stabilizer
Stabilizer adalah senyawa yang dipakai untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antar komponen dan mencegah vaksin menempel pada wadah. Stabilizer yang biasa dipakai mulai dari gula (laktosa, sukrosa), asam amino (glisina), dan protein (rekombinan albumin manusia dari ragi).
4. Surfaktan
Surfaktan adalah senyawa yang menjaga bahan-bahan di dalam vaksin tercampur dengan baik, tidak menggumpal. Senyawa ini juga umum dipakai untuk membuat makanan, seperti misalnya es krim.
5. Senyawa pengencer
Air steril umum digunakan di dalam vaksin sebagai pengencer. Tujuannya agar konsentrasi bahan yang ada di dalam vaksin sesuai sebelum digunakan.
6. Senyawa pembantu
Beberapa vaksin dibuat dengan tambahan senyawa pembantu, seperti aluminium fosfat, aluminium hidroksida, atau aluminium sulfat dalam dosis kecil. Tujuannya agar respons imuns yang dihasilkan di dalam tubuh jadi lebih baik.
"Aluminium ini sudah terbukti tidak menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang. Manusia juga sudah terbiasa mengonsumsi aluminium setiap makan atau minum," tulis WHO.