Nyanyian Diksatrasia Luncurkan Tiga Lagu Orisinal Bertema Keluarga dan Persahabatan
"Kata jadi lagu, cinta jadi irama—itulah cara pendidikan menyentuh jiwa."
"Kata jadi lagu, cinta jadi irama—itulah cara pendidikan menyentuh jiwa."

UNPAK — Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, komunitas seni dan sastra Nyanyian Diksatrasia yang bernaung di bawah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Pakuan (Unpak), resmi meluncurkan tiga lagu orisinal melalui kanal YouTube mereka.
Ketiga lagu tersebut berjudul "Engkaulah Ibu," "Aku dan Ayah," serta "Sahabat Selamanya."
Lagu-lagu ini merupakan hasil kolaborasi mahasiswa PBSI yang mengusung tema keluarga, persahabatan, dan nilai-nilai pendidikan karakter.
Melalui lirik yang menyentuh dan aransemen sederhana namun kuat, karya ini berhasil menarik perhatian tidak hanya dari sivitas akademika, tetapi juga masyarakat luas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pendidikan sejati dimulai dari cinta, perhatian, dan teladan. Lewat karya ini, kami mencoba menyampaikan pesan itu dengan cara yang dekat dan menyentuh,” ujar Nyoman Yasa, ketua komunitas Nyanyian Diksatrasia.
Apresiasi pun datang dari pihak program studi. Ketua Prodi PBSI FKIP UNPAK, Dr. Aam Nurjaman, M.Pd., menyatakan kebanggaannya terhadap capaian para mahasiswa yang mampu menuangkan nilai-nilai sastra dan pendidikan ke dalam karya nyata.
“Ini bukan hanya soal berkarya, tapi juga tentang menyuarakan pendidikan karakter dalam bentuk yang kontekstual. Mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga menghidupkan makna pendidikan lewat seni,” tutur beliau.
Peluncuran ini merupakan bagian dari inisiatif “Sastra Digital untuk Pendidikan Karakter,” yang bertujuan menggabungkan seni, literasi, dan teknologi dalam satu wadah kreatif. Ke depannya, Nyanyian Diksatrasia akan menggelar program “Nada dan Narasi ke Sekolah,” sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang menyasar siswa sekolah dasar dan menengah.
“Ini baru permulaan. Kami ingin menjadikan musik dan sastra sebagai sarana pendidikan yang berdampak—tidak hanya emosional, tetapi juga sosial dan ekonomi,” ungkap Wildan, salah satu pendiri sekaligus personel Nyanyian Diksatrasia, saat diwawancarai media.
Karya ini menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam menyuarakan nilai-nilai pendidikan melalui ekspresi seni yang kreatif dan bermakna.*
UNPAK — Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, komunitas seni dan sastra Nyanyian Diksatrasia yang bernaung di bawah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Pakuan (Unpak), resmi meluncurkan tiga lagu orisinal melalui kanal YouTube mereka.
Ketiga lagu tersebut berjudul "Engkaulah Ibu," "Aku dan Ayah," serta "Sahabat Selamanya."
Lagu-lagu ini merupakan hasil kolaborasi mahasiswa PBSI yang mengusung tema keluarga, persahabatan, dan nilai-nilai pendidikan karakter.
Melalui lirik yang menyentuh dan aransemen sederhana namun kuat, karya ini berhasil menarik perhatian tidak hanya dari sivitas akademika, tetapi juga masyarakat luas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pendidikan sejati dimulai dari cinta, perhatian, dan teladan. Lewat karya ini, kami mencoba menyampaikan pesan itu dengan cara yang dekat dan menyentuh,” ujar Nyoman Yasa, ketua komunitas Nyanyian Diksatrasia.
Apresiasi pun datang dari pihak program studi. Ketua Prodi PBSI FKIP UNPAK, Dr. Aam Nurjaman, M.Pd., menyatakan kebanggaannya terhadap capaian para mahasiswa yang mampu menuangkan nilai-nilai sastra dan pendidikan ke dalam karya nyata.
“Ini bukan hanya soal berkarya, tapi juga tentang menyuarakan pendidikan karakter dalam bentuk yang kontekstual. Mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga menghidupkan makna pendidikan lewat seni,” tutur beliau.
Peluncuran ini merupakan bagian dari inisiatif “Sastra Digital untuk Pendidikan Karakter,” yang bertujuan menggabungkan seni, literasi, dan teknologi dalam satu wadah kreatif. Ke depannya, Nyanyian Diksatrasia akan menggelar program “Nada dan Narasi ke Sekolah,” sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang menyasar siswa sekolah dasar dan menengah.
“Ini baru permulaan. Kami ingin menjadikan musik dan sastra sebagai sarana pendidikan yang berdampak—tidak hanya emosional, tetapi juga sosial dan ekonomi,” ungkap Wildan, salah satu pendiri sekaligus personel Nyanyian Diksatrasia, saat diwawancarai media.
Karya ini menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam menyuarakan nilai-nilai pendidikan melalui ekspresi seni yang kreatif dan bermakna.*
UNPAK — Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, komunitas seni dan sastra Nyanyian Diksatrasia yang bernaung di bawah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Pakuan (Unpak), resmi meluncurkan tiga lagu orisinal melalui kanal YouTube mereka.
Ketiga lagu tersebut berjudul "Engkaulah Ibu," "Aku dan Ayah," serta "Sahabat Selamanya."
Lagu-lagu ini merupakan hasil kolaborasi mahasiswa PBSI yang mengusung tema keluarga, persahabatan, dan nilai-nilai pendidikan karakter.
Melalui lirik yang menyentuh dan aransemen sederhana namun kuat, karya ini berhasil menarik perhatian tidak hanya dari sivitas akademika, tetapi juga masyarakat luas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pendidikan sejati dimulai dari cinta, perhatian, dan teladan. Lewat karya ini, kami mencoba menyampaikan pesan itu dengan cara yang dekat dan menyentuh,” ujar Nyoman Yasa, ketua komunitas Nyanyian Diksatrasia.
Apresiasi pun datang dari pihak program studi. Ketua Prodi PBSI FKIP UNPAK, Dr. Aam Nurjaman, M.Pd., menyatakan kebanggaannya terhadap capaian para mahasiswa yang mampu menuangkan nilai-nilai sastra dan pendidikan ke dalam karya nyata.
“Ini bukan hanya soal berkarya, tapi juga tentang menyuarakan pendidikan karakter dalam bentuk yang kontekstual. Mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga menghidupkan makna pendidikan lewat seni,” tutur beliau.
Peluncuran ini merupakan bagian dari inisiatif “Sastra Digital untuk Pendidikan Karakter,” yang bertujuan menggabungkan seni, literasi, dan teknologi dalam satu wadah kreatif. Ke depannya, Nyanyian Diksatrasia akan menggelar program “Nada dan Narasi ke Sekolah,” sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang menyasar siswa sekolah dasar dan menengah.
“Ini baru permulaan. Kami ingin menjadikan musik dan sastra sebagai sarana pendidikan yang berdampak—tidak hanya emosional, tetapi juga sosial dan ekonomi,” ungkap Wildan, salah satu pendiri sekaligus personel Nyanyian Diksatrasia, saat diwawancarai media.
Karya ini menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki peran strategis dalam menyuarakan nilai-nilai pendidikan melalui ekspresi seni yang kreatif dan bermakna.*